Senjata Sakti Mandraguna

Senjata dari masa ke masa selalu berganti. Jaman pra sejarah, mungkin senjata adalah batu atau tombak dalam bentuk sederhana. Kemudian jaman yang berikutnya, ada senjata tajam yang bahannya masih dari batu yang dibikin runcing. Selanjutnya dikembangkan senjata tajam dari bahan logam, akhirnya muncullah pisau, panah, dan sebagainya.

Senjata-senjata itu digunakan untuk membela diri, menyerang musuh, atau untuk berburu. Ketika kemajuan semakin dirasakan, dikenal bubuk mesiu yang jika dikembangkan menjadi berbagai senjata api seperti meriam, senapan, pistol, dan sebagainya.

Tidak cukup sampai di situ, sekarang ini heboh nuklir yang dikembangkan oleh beberapa negara, yang sering sekali memancing kekhawatiran negara-negara lain yang menurut peta aliansi, berada di pihak yang berbeda.

Tapi dari jaman pra sejarah, hingga jaman kapanpun ada senjata yang lebih pedih. Lebih dalam ketika menyayat. Apa itu? Yaitu mulut atau bibir yang berucap. Sehingga ada kata-kata 'mulutmu harimaumu', atau 'lidah tak bertulang'. Menyatakan bahwa justru kata-kata yang terucap kadang jauh lebih kejam dari berbagai senjata yang telah ditemukan.


Postingan ini sebenernya lebih pada rasa gemas saya kepada diri saya sendiri. Yang sering lepas kontrol dalam berkata-kata. Yah, ini penilaian diri saya sendiri. Kok akhir-akhir ini, sering sekali mulut saya ini bawel dan tidak terkontrol kalo ngomong.... Entah sekadar becanda, ngomongin orang, atau ketika pas lagi marah... Masya Allah, astaghfirullah!!

Melalui tulisan ini, saya mohon maap yah, buat temen-temen yang mungkin ketika saya komen, posting di blog ternyata bikin bete ato sebel...maap kan sayah!!

Bibir yang berkata-kata, terkadang menjadi senjata paling sakti mandraguna.