Ogenki Desuka??

Sebenarnya judul postingan ini yang berati 'apa kabar' atau secara harafiahnya berarti 'apakah baik-baik (saja)?' (genki = baik, desuka = kata tanya) wajib saya utarakan pada nasib bahasa Jepang saya.

Ide postingan ini pun muncul ketika saya komen di status facebook temen kuliah saya di Sastra Jepang UGM. Respon yang punya status pake campuran bahasa Jepang dan Indonesia. Well, guess what? saya tertatih-tatih untuk memahami jawaban teman saya itu..

Kemampuan bahasa emang gak boleh dianggurin, karena akan tergerus oleh waktu. Tanpa saya sadari pun, kemampuan saya berbahasa Jepang makin ilang. Saya juga sebenarnya gak pinter2 amat ngomong Jepang, sekadar bisa-lah... nah, karena gak pernah dipake, yang sekadar-bisa-lah itu makin jadi ala kadarnya... :(

ini lah denshi jiten (kamus elektronik) yang dulu saya bela-belain beli nitip temen yang lagi di Jepang, tapi malah saya anggurin aja :( Padahal harganya juga gak murah. ck ck ck..

Gak cuma kemampuan bahasa, segala kemampuan yang kita punya, memang harus senantiasa diasah dan dipelihara.  
Seperti halnya pisau, yang kalo gak pernah dipake dan diasah, lama-lama bakalan tumpul.
Ima, dou desuka? (now, what?) Oke-oke, akan saya aktifkan lagi baca-baca buku bahasa Jepang. Gak usah yang susah-susah, tapi cukup dimulai dari buku jilid 1 ajah, ketika semester 1 saya masuk Sastra Jepang.

Jaa, Anna-san..gambatte kudasai!!